Nasional
Korsel Gelar Latihan Serangan Udara Nasional Pertama Kali dalam 6 Tahun, Warga Mengaku Biasa Saja
Latihan serangan udara nasional pertama yang dilakukan Korea Selatan (Korsel) dalam enam tahun mendapat tanggapan yang kurang memuaskan dari masyarakat, bahkan di tengah ancaman peluncuran satelit oleh Korea Utara (Korut)
Pada Rabu (23/8/2023) pukul 14.00 waktu setempat, kendaraan diperintahkan untuk berhenti dan orang-orang diminta untuk mengungsi ke tempat perlindungan serangan udara selama latihan 20 menit tersebut.
Ini adalah bagian dari latihan militer yang lebih luas yang bertujuan untuk meningkatkan respons negara terhadap serangan Korea Utara. Pyongyang mengklaim akan segera meluncurkan roket yang membawa satelit. Latihan tersebut, yang biasanya diadakan setiap tahun, merupakan kesempatan untuk mengingatkan masyarakat tentang apa yang harus dilakukan jika terjadi serangan dari Korea Utara
Ketika Pyongyang membangun persenjataan nuklirnya, hal ini menimbulkan risiko yang semakin besar bagi Korea Selatan. Namun masyarakat di sini, yang telah hidup dalam ancaman perang selama beberapa dekade, semakin tidak peka terhadap bahaya tersebut.
Saat sirene berbunyi, polisi turun ke jalan untuk menghentikan lalu lintas, sementara pejabat publik mencoba menggiring orang ke stasiun kereta bawah tanah terdekat.
Di stasiun di pusat kota Seoul yang dikunjungi BBC News, hanya belasan orang yang berkumpul untuk mencari perlindungan
Ini penting karena kami khawatir terhadap Korea Utara dan ini menjadi pengingat bagi kami, untuk meningkatkan kesadaran,” kata Kim Min-jun seorang mahasiswa berusia 24 tahun, yang termasuk di antara lusinan orang tersebut.
Choi Bo-geun, 20 tahun, yang datang ke tempat penampungan bersama temannya menyetujui hal itu
Karena kita masih berperang dengan Korea Utara, pelatihan ini diperlukan, tapi saya khawatir hal semacam ini akan memprovokasi Korea Utara. Karena kita juga mengadakan latihan militer gabungan dengan AS, hal ini meningkatkan kemungkinan perang,” ujarnya.
Salah satunya, Yang Anna sedang berada di kedai kopi ketika alarm berbunyi.
Saya tidak tahu di mana tempat berlindungnya, jadi saya tidak pergi. Saya tidak tahu mengapa kami harus melakukan latihan ini. Saya rasa perang tidak akan terjadi,” terangnya.
Park Hyung-joon yang berusia 80 tahun juga tidak mencari perlindungan. Ia mengatakan bahwa menurutnya latihan tersebut memainkan peran penting dalam melindungi masyarakat dan negara, namun ia sedang minum teh bersama teman-temannya pada saat itu dan tidak ingin pergi.
Media lokal melaporkan bahwa sekitar 17.000 tempat, seperti ruang bawah tanah apartemen dan stasiun kereta bawah tanah, ditetapkan sebagai tempat perlindungan latihan pertahanan pada 2022.